@jejaklangkah747

Selasa, 02 Oktober 2018

PEBRIYANUS HALAWA "PAPER ETIKA KRISTEN"

PAPER
ETIKA KRISTEN








DI SUSUN OLEH:
                                           NAMA                  : PEBRIYANUS HALAWA

                                           NIM                      : 77.3066

                                           PRODI                 : THEOLOGI

                                           TKT/SMSTR      : II/III

                                           DOSEN               : HANDRI GARADUS,M.TH

                                                        



SEKOLAH TINGGI THEOLOGI “IKAT”
JAKARTA, 2018

KATA PENGANTAR
            Salam sejahtera bagi kita Syalom, puji syukur saya panjatkan atas hadirat tuhan yang maha esa dimana tuhan slalu melindungi saya dimana saya dapat menyelesaaikan tugas Saya “PAPER ETIKA KRISTEN”, berkat tuhan yang melimpah –limpah didalam kehidupan saya, di mana saya juga sangat berterima kasih kepada bapak dosen pembimbing saya bapak HANDRI GARADUS M.Th yang salalu membimbing saya dalam menyelesaikan tugas ini, di dalam tulisan saya ini saya tahu, banyak kelamahan , kekurangan disana-sini baik dalam penyususnan , pengetikan setiap kata, dan dlam bahasa masih banyak kekurangan namun itu semua tidak men jajdi halanagan berkat tuhan dalam kehidupan kita semua, dan dalam tulisan saya ini untuk itu saya mempelajarinya dengan baik, dan saya juga berharap kepada teman teman semua jangan hanya saya yang mengetaui dan memmahaminya, mari kita sama – sama memahaminya dan mengtahuinya semoga menjadi berkat bagi kita semua, tuhan yesus memberkati,
Syalom...

                                                                                                   Jakarta  April 2018
                                                                                                            Penulis
                                                                                                       Denus
                                                                                                   PEBRIYANUS HALAWA
Daftar Isi
Kata pengantar .................................................................................................................. .... i
Daftar isi............................................................................................................................ .... ii
Bab I pendahuluan ........................................................................................................... .... 1
a.    Alasan Pemilihan Judul
b.    Tujuan penulisan
c.    Rumusan Masalah
d.    Sistematika penulisan
Bab II Landasan Teori............................................................................................................ 3
a.    Pengertian ETIKA menurus WIKIPEDIA
b.    Pengertian ETIKA menurut KBBI
c.    Pengertian ETIKA menuerut para AHLI
d.    Pengertian ETIKA menurut  ajaran Kristen/Alkitab
e.    PEngertian Etika Kristen Menurut ALKITAB
Bab III pembahasan ..................................................................................... .... ....................5
Bab IV penutup............................................................................................................... .... 12
a.    Kesimpulan
b.    Saran
Daftar pustaka








BAB I
PENDAHULUAN  
A.   Alasan Pemilihan Judul
Alasan saya memilih judul   ETIKA KRISTEN yaitu karena meloihat dari perkembangn dari pendidikan di kalangan orang Kristen namun dalam aplikasi etika kekristenan itu kurang, atau jarang di terapkan dalam kehidupan sehari –hari sebangai anak-anak Kristen yang meneladani kristus. Untuk itu kita yang sudah mengetahui itu etika kekristenan yang sebnarnya kita juga harus berusaha melakukan dan menyadarkan anak-anak krisrten di zaman perkembangan ini tau zaman modern ini.
B.   Tujuan Penulisan
1.    Supaya kita mengetahui apa itu etika
2.    Supaya kita mengetahui etika itu dari pandangan para Ahli
3.    Supaya kita mengetahui etika itu menurut pandanagan alkitab
C.   RUMUSAN MASALAH
1.    Apa itu etika kekristenan?
2.    Bagai mana etika Kristen itu dalam pandangan para Ahli?
3.    Bagaimana etika anak-anak Kristen di zaman sekarang ini?
D.   Sistematika Penulisan
Cover
Kata pengantar
Daftar isi
Bab I pendahuluan
a.    Alasan Pemilihan Judul
b.    Tujuan penulisan
c.    Rumusan Masalah
d.    Sistematika penulisan
Bab II Landasan Teori
a.    Pengertian ETIKA menurus WIKIPEDIA
b.    Pengertian ETIKA menurut KBBI
c.    Pengertian ETIKA menuerut para AHLI
d.    Pengertian ETIKA menurut  ajaran Kristen/Alkitab
e.    Pengertian Etika Kristen Menurut ALKITAB
Bab III pembahasan
Bab IV penutup
a.    Kesimpulan
b.    Saran
Daftar pustaka










BAB II
LANDASAN TEORI
  1. Pengertian ETIKA menurut Etimologi
Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
  1. Pengertian ETIKA menurut KBBI
etika/eti·ka/ /étika/ n ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak)
  1. Pengertian ETIKA menuerut para AHLI
  2. Pengertian ETIKA menurut  ajaran Kristen/Alkitab
Etika Kristen (Yunani: ethos, berarti kebiasaan, adat) adalah suatu cabangilmu teologi yang membahas masalah tentang apa yang baik dari sudut pandang Kekristenan. Apabila dilihat dari sudut pandang Hukum Taurat dan Injil, maka etika Kristen adalah segala sesuatu yang dikehendaki oleh Allah dan itulah yang baik. Dengan demikian, maka etika Kristen merupakan satu tindakan yang bila diukur secara moral baik. Saat ini, permasalahan yang dihadapi etika Kristen ialah kehendak Allah dari manusia yang diciptakan menurut gambarNya, serta sikap manusia terhadap kehendak Allah itu.
E.   Pengertian Etika Kristen Menurut ALKITAB
Etika Etika didefinisikan sebagai, “serangkaian prinsip moral, kajian mengenai moralitas.” Karena itu, Etika Kristen itu merupakan prinsip-prinsip yang disarikan dari iman Kristen yang kemudian menjadi landasan bagi tindakan kita. Walaupun Firman Tuhan mungkin tidak menyinggung dan membicarakan seluruh situasi yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari kita, prinsip-prinsipnya memberi kita standar yang harus diikuti dalam situasi-situasi di mana tidak ada instruksi yang tertulis. Misalnya, Alkitab tidak berbicara secara terang-terangan mengenai penggunaan obat-obat terlarang, namun berdasarkan prinsip-prinsip yang kita dapatkan di Alkitab, kita tahu bahwa itu salah.  Alkitab menyatakan bahwa tubuh kita itu bait Roh Kudus dan kita harus memuliakan Allah dengannya (1 Korintus 6:19-20). Memahami apa yang diakibatkan oleh obat-obat terlarang pada tubuh kita – kerusakan yang diakibatkan pada berbagai organ tubuh – kita tahu bahwa menggunakan obat-obat terlarang sama juga dengan merusak bait Roh Kudus. Maka jelas, hal itu tidak memuliakan Allah. Alkitab juga mengajarkan prinsip untuk taat kepada pemerintah yang Allah telah tetapkan (Roma 13:1). Mengingat natur obat-obat terlarang yang ilegal, penggunaannya berarti tidak menaati pemerintah, yang berarti melawan mereka. Apakah berarti kalau obat-obat terlarang itu satu hari dilegalisasi lalu berarti boleh dilakukan? Tetap tidak, karena tetap melanggar prinsip tubuh sebagai bait Roh Kudus. Dengan menggunakan prinsip-prinisp yang diajarkan Alkitab, orang-orang Kristen dapat menentukan jalan mana yang harus ditempuh, dalam situasi apapun. Dalam kasus-kasus tertentu, ini merupakan hal yang sederhana, seperti peraturan hidup yang terdapat dalam Kolose 3. Dalam kasus-kasus lain kita perlu menggali lebih dalam. Cara terbaik untuk melakukan hal ini adalah dengan mendoakan Firman Tuhan. 


BAB III
PEMBAHASAN
  1. PENGERTIAN
Untuk masuk lebih jauh dalam membahas berbagai macam persoalan-persoalan etika, maka yang terpenting ialah, saya akan membahas tentang pengertian etikas secarah khusus dalm hal ini pengertiannya secara etimologi.
Kata etika berasal dari beberapa kata Yunani yaitu ethos,kata ethos artinya kebiasaan bahkn juga lebih berarti kesusilaan, perasaan batin, atau kecenderungan hati dengan mana seseorang melaksanakan sesuatu perbuatan.
Kata etika sendiri jika kita melihatnya dalam suatu terminology pengetahuan, ternyata telah mendapat arti yang lebih mendalam dari suatu ungkapan moral. Kata moral ternyata telah mendangkal artinya. Kadang-kadang, moral dan mos atau mores seakan-akan hanya bertolak dari suatu arti yang mana sangat berkaitan erat atau memiliki pertalian khusus dengan suatu konsep yang berarti kelakuan atau tindakan dan sifat lahir seseorang, sedang etika tidak hanya mengeucut sea menyinggung terhadap konsep lahirnya seseorng itu saja tetapi dia senantiasa menyinggung juga kadah motif-motif peruatan seseorang yang lebih mendalam ileh sebab itu banyak berbagai tulisan yang lbih cenderung memakai konsep etika bukan lagi makai konsep moral.
  1. MACAM-MACAM ETIKA
1.    ETIKA DALAM BERBANGSA
Dalam kehidupan bangsa Indonesia kata etika ternyata lebih cenderung merujuk pada suau konsep kesussilaan. Kata sila yang terapat dalam bahasa sansekerta dan kesususteraan pali dalam kebudayaan Budha mempunyai banyak arti. Sila berarti norma(kaidah), peraturan hidup, perintah. Kata itu menyatakan pula keadaan batin terhadp peratuan hidup sehingga ada suatu kecenderungan dan dapat berarti juga suatu sikap, keadaban, siasat batin, perilaku, sopan santun dan sebagainya. Sedangkan kata Su memiliki arti baik, bagus. Ruang lingkup etika ini juga bergerak pada suatu lingkungan kesusilaan, itu berarti bahwa kata ini sangat memiliki hubungan erat dengan norma-norma kepada sesuatu hal yang ada situ dan juga ketaatan batiniah pada norma-norma itu. Sehingga dapat dikatakan bahwa etika ini ternyata masuk dalam suatu ruang lingkup ilmu pengetahuan yang bersifat normative yang mana tidak memiliki ketergantungan terhadap sesuatu hal saja namun dia terus terbuka dan berkembang sesuai realitas dan konteks yang ada. Dari konsep itulah maka etika ternyata bukan hanyalah suatu ilmu pengetahuan alam dan juga etika bukanlah suatu ilmu pengetahuan yang bersifat deskriptif, dimana hanya bias embahas berbagai macam tindakan dan kelakuan manusia seperti beberapa ilmu lainnya. Akan tetapi etika adalah suatu ilmu pengetahuan yang normative yang mana dalam pemberlakuannya selalu merujuk pada suatu titik tentang apa yang baik.
Pada abad-abad pertama dari permulaan sejarah gereja, etika ternyata tidak hanya dipelajari dalam suatu konsep yang bersifat khusus tetapi sangat diperlukan suatu konsep pembahasan serius tentang berbagai macam pembahasan terkait dengan pokok-pokok etika. Yang menjadi penyebab sampai etika dibaas seperti ini ialah karena terbitnya monografi-monografi singkat yang membuat masalah-masalah yang konkrit.
Ahli-ahli ilmu tologi yang terkenal pada abad pertengahan seperti Lombardus dan Thomas Aquino memesukkan bahan-bahan etika itu dalam konsep dogmatika. Dalam berbagai macam buku-buku pelajaran tentang etika yang ditulis dalam konteks dunia barat ternyata etika Kristen ini selalu diperhadapkan pada suatu realitas etika falsafi, tetapi tidak lalu diperhadapkan kepad etika di dalam agama-agama lain namun ternyata dalam kehidupan masyarakatIndonesia etika Kristen itu ada kalanya akan menghadapi berbagai macam konsep dan pola pikir suatu etika di dalam agama-agama lainnya. Yang mana Gerja Kristen hidup dan bekerja, adanya pengaruh-pengaruh moral Hindu dan Budha tidak dapat di sangkal lagi. Etika Kristen harus dapat menunjukkan juga dimana letak perbedaan-perbedaan itu.  Di dalam sejarah etika Tologis kerapkali terdapat titik-titik pertemuan terhadap etika falsafi dan teologi. Pernah terjadi di dalam realitas perjalanan dua konsep ini etika teologis pernah dikalahkan dari etika falsafi, hal ini terjadi ketika filsafat Aristoteles digunakan sebagai titik langkah di dalam teologi dan filsafat Thomas Aquino. Begitu juga teologi Jerman yang pada saat itu sebagian besarnya bernaung di bawah pengaruh filsafat Kant. Peristiwa ini ternyata sangat merugikan etika terologis. Di dalam bagian-bagian teologi terdapat hubungan antara bagian tersebut dan berbagai ilmu pengetahuan lain yang tertentu. Hal ini lalu membuat suatu proses penafsiran yang harus di lakukan janganlah mengabaikan bantuan filologi dan ilmu sejarah walaupun proses penafsiaran itu tidak mutlak meneliti dan menyelidiki secara terperinci ungkapan-ungkapan dalam kitab perjanjian lama dan baru secara filologi. Dalam berbagai macam pembahasan etika Kristen sangat membuat segi-segi yang selalu dan senantiasa menyinggung bermacam-macam ilmu pengetahuan lainnya. Dalam realitas etika ini juga kita akan menemukan yang namanya suatu proses pembagian-pembagian menurut berbagai cara yaitu : ajaran tentang nilai-nilai kesusilaan, ajaran tentang kebajikan Kristen dan ajaran tentang kewajiban-kewajuiban Kristen. Namun ternta pembagian ini juga memiliki kelemahan yaitu karena pembagian ini lebih becorak filsafat dan bukan teologis. Pembahasan-pembahasan tentang etika Kristen selalu berpangkalkan kepercayaan kepada Allah, yang menyatakan diri didalam Yesus Kristus.
2.    ETIKA dalam konteks Kristen
Etika lalu mengakui Allah sebagai suatu Allah yang sejati dan yang Maha Esa. Bahwa hanya karena Yesus Kristuslah baru dapat kita mengenal Allah sebagaimana adanya di dalam kedaulatan dan kemuliaanNya, di dalam kekekalanNya, di dalam keesaanNya, di dalam kerohanianNya, dan kehadiranNya di segala tempat, di dalam kesucian dan kebenaranNya, dan di dalam kasih dan hikmatNya. Sebab oleh Dialah kita dapat mengenal akan Allah yang sejati dan Esa sebagai Allah yang tritunggal yakni Bpa, Anak dan roh kudus: Allah diatas kita, Allah bersama kita dan Allah di dalam kita. Itu berarti Allah Bapa Anak dan Roh Kudus inilah merupakan pangkal dari etika Kristen. Sebab etika Kristen berpangkalkan pekerjaanNya.
Dalam pembahasan ini juga, saya akan menyinggun terkait dengan berbagai macam pndngan agama-agama yang sangat memiliki kaitan erat dengn konsep etika.
Dalam agam suku mereka memiliki beberap konsep berfikir yang ada memiliki suatu pertalian antara etika:
ü  Pertama : manusia sebagai indiviu memiliki suatu tanggungjawab kepada Alah tidak llu memiliki suatu tempat dan kedudukan yang sesungguhnya.
ü  Kedua : Hukum Allah didalam agama-agama primitive tidak lalu dianggap sebagai suatu hukum yang bersifat normatif yang menggerakan manusia untuk mengambil keputusan-keputusan etis.
ü  Ketiga : Dalam kepercayaan agama-agama primitive, etika tidak bias tampil kedepan, sebab agama-agama primitive itu tidak dapat menerima pertentangan-pertentangan yang mutlak.
Sedangkan konsep berfikir agama hindu yaitu: jika manusia telah melebur kedalam Brahman otomatis tidak aka nada lagi suatu perbedaan antara suatu kebajikan dengan keburukan, antara baik dan yang jahat. Itu berarti tidak aka nada lagi tempat untuk suatu pengertian-pengertian tanggungjawab perseorangan dan juga keputusan etis dan kepatuhan. Tetapi dalam agama hindu lama telah memiliki konsep etika yang sangat luas.
Agama Budha mengakui bahwa etika itu merupakan suatu cara untuk meluputkan diri dari berbagai macam persoalan etika.
Beberapa hal diatas ini adalah suatu pembahasan mengenai konsep dari suatu etika yang lebih mengerucut dan mengambil spesifikasinya pada suatu etika Kristen.
Etika dan Demoralisasi Postmodern
Postmodern merupakan suatu istilah yang sangat kontrovesial. Dipihak lain, postmodern merupakan sesuatu yang kosong yang hanya menunjukan kelatahan dangkal yang tidak bermutu. Sedangkan dipihak lain sikap cemoh secara serampang macam itu justru akan memperkokoh kaum postmodern bahwa modernisme memang telah berakar, ideologis dan naïf sehingga menjadi overreaktif.
Jika kita mencermati lebih jauh maka kita dapat mengetahui bahwa, proyek ambisius untuk mengubah kaos (chaos) menjadi tatanan rasional; upaya untuk menjadikan hokum akal menjadi suatu tatanan alami;
Sangat diyakini bahwa, kebenaran memang dapat dicerminkan secara memadai oleh daya nalar manusia dan kebenaran ini bersifat objektif, universal, berlaku dimana pun dan kapan pun.
Dalam bidang moral dan etika, sangat dibayangkan bahwa modernisme akan melahirkan kepribadian yang otonom yaitu manusia yang sejati dan mampu mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya sendiri secara rasional, dan mengikuti prinsip-prinsip etis yang universal.
Hal ini merupakn suatu pembahasan etika yng memiliki hubungan erat serta saling mempengaruhi antara konsep postmodern dan demoralisasi yang terus terjadi belakangan ini dalam setiap ruang gerak kehidupan manusia seutuhnya.














BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam kehidupan kita banyak sekali tindakan-tindakan yang dapat membuat kita semakin tidak setuju denagn adanya paper ini maka untuk itu daya dapat menyimpulkan bahwa dalam kita berkehidupan itu kita harus slalu memperhatikan apa yang akan kita lakukan dan kita ucapkan karna adalam setiap apa yang kita lakukan itu pasti mengandung etika “apa pun yang kita ucapakan dan kita perbuat itu adalah ETIKA” untuk itu kita harus memeperhatikan dalam bertindak dan dalam berkelakuan.

1 komentar:

pendidikan agama kristen

sifat tokoh alkitab

Berikut 12 tokoh Alkitab yang hidup penuh sabar, dan patut untuk kita teladani 1. Ayub Ayub, salah satu tokoh yang di kenal sabar dalam Kita...