@jejaklangkah747

Kamis, 17 Oktober 2019

Theologi Perjanjian Baru 1 (KERAJAAN ALLAH YANG AKAN DATANG)

BAB I
PENDAHULUAN
Kerajaan Allah sering dibahas dalam Injil (Markus 1:15, 10:15, 15:43; Lukas 17:20) dan bagian lain dalam Perjanjian Baru (Kisah 28:31; Roma 14:17; 1 Korintus 15:50). Kerajaan Allah sama artinya dengan kerajaan surga. Konsep kerajaan Allah mengandung berbagai makna tergantung pada penempatannya. Secara umum, kerajaan Allah adalah pemerintahan Allah yang kekal dan berdaulat atas seluruh alam semesta. Beberapa bagian Alkitab menunjukkan bahwa Allah adalah Raja atas segenap ciptaan: "TUHAN sudah menegakkan takhta-Nya di sorga dan kerajaan-Nya berkuasa atas segala sesuatu" (Mazmur 103:19). Dan, sebagaimana diungkapkan oleh Raja Nebukadnezar, "Kerajaan-Nya adalah kerajaan yang kekal" (Daniel 4:3). Setiap otoritas yang berkuasa telah ditetapkan oleh Allah (Roma 13:1). Jadi, dalam pemahaman tertentu, kerajaan Allah mencakup segala sesuatu yang ada. Jika lebih diteliti, kerajaan Allah adalah pemerintahan rohani di atas hati dan kehidupan mereka yang secara sukarela tunduk kepada otoritas Allah. Mereka yang menentang otoritas Allah dan menolak tunduk kepada-Nya bukanlah bagian dari kerajaan Allah; sebaliknya, mereka yang mengakui ketuhanan Kristus dan dengan sukarela berserah pada pemerintahan Allah dalam hati mereka, merekalah yang merupakan bagian dari kerajaan Allah. Dalam pengertian tersebut, kerajaan Allah bersifat rohani - Yesus berkata bahwa kerajaan-Nya bukan dari dunia ini (Yohanes 18:36), dan Ia menyerukan bahwa pertobatan diperlukan untuk masuk ke dalam kerajaan Allah (Matius 4:17). Bahwa kerajaan Allah berkaitan dengan keselamatan telah diutarakan dengan cukup jelas dalam Yohanes 3:5-7, dimana Yesus berkata bahwa kerajaan Allah hanya dapat dimasuki oleh mereka yang telah lahir baru. Baca juga 1 Korintus 6:9.
Adapula pengertian lain dimana kerajaan Allah digunakan dalam Alkitab: pemerintahan Kristus secara harafiah di bumi selama seribu tahun. Daniel bernubuat bahwa "Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya" (Daniel 2:44; baca juga 7:13-14), dan adapun nabi lain yang bernubuat serupa (Obaja 1:21; Habakuk 2:14; Mikha 4:2; Zakharia 14:9). Beberapa teolog membahas perwujudan kerajaan Allah di masa depan yang nyata sebagai "kerajaan yang mulia" dan perwujudan yang tersembunyi pada saat ini sebagi "kerajaan kasih karunia." Kedua wujud itu berhubungan; Kristus telah mendirikan pemerintahan rohani-Nya dalam gereja di bumi ini, dan suatu hari Ia akan mendirikan pemerintahan jasmani-Nya di Yerusalem.

Kerajaan Allah memiliki berbagai sisi. Tuhan adalah yang Berdaulat di atas alam semesta, jadi dalam pengertian itu kerajaan-Nya bersifat global (1 Timotius 6:15). Pada waktu yang bersamaan, kerajaan Allah melibatkan pertobatan dan kelahiran baru, dimana Allah memerintah di dalam hati para anak-anakNya dalam dunia ini sebagai persiapan bagi kehidupan yang akan datang. Pekerjaan yang dimulai di bumi ini akan menemui penyempurnaannya di surga (baca Filipi 1:6).


BAB II
PEMBAHASAN
Mat 12:28
Ayat: "Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu."
Sifat Kerajaan Allah. Kerajaan Allah (Kerajaan Sorga) mengandung pengertian Allah yang datang ke dunia untuk menyatakan kuasa, kemuliaan, dan hak-hak-Nya melawan kekuasaan Iblis dan garis haluan dunia yang sekarang ini. Kerajaan Allah merupakan pengertian yang lebih luas daripada keselamatan atau gereja; Kerajaan Allah ialah Allah mengungkapkan diri-Nya dengan penuh kuasa dalam semua karya-Nya.
1.    Kerajaan itu adalah terutama pernyataan kuasa ilahi yang sedang bertindak. Allah memulai pemerintahan-Nya secara rohani di bumi ini di dalam hati dan di antara umat-Nya (Yoh 14:23; 20:22). Ia datang ke dunia dengan penuh kuasa (Yes 64:1; Mr 9:1; 1Kor 4:20). Kita tidak boleh memandang kuasa Allah ini sebagai kuasa yang jasmani atau politis, tetapi sebagai kuasa yang rohani. Kerajaan itu bukanlah sebuah teokrasi yang bersifat religius-politis; itu tidak juga menjalankan kekuasaan sosial atau politis atas kerajaan di dunia ini (Yoh 18:36). Pada waktu ini Allah tidak bermaksud untuk menebus dan membaharui dunia melalui suatu gerakan sosial atau politis, atau melalui suatu tindakan kekerasan (Mat 26:52;
    lihat cat. --> Yoh 18:36).
    [atau --> Yoh 18:36]
    Dunia sepanjang zaman ini akan tetap merupakan musuh Allah dan umat-Nya (Yoh 15:19; Rom 12:1-2; Yak 4:4; 1Yoh 2:15-17; 4:4). Pemerintahan Allah dalam bentuk hukuman langsung dan kekerasan hanya akan terjadi pada akhir zaman ini (Wahy 19:11-21).
2.    Karena Allah menyatakan diri dengan kuasa, dunia memasuki suatu keadaan krisis. Pernyataan kuasa Allah memenuhi kerajaan Iblis dengan ketakutan (Mat 4:3-9; 12:29; Mr 1:24), dan setiap orang diperhadapkan pada keputusan apakah akan tunduk kepada pemerintahan Allah atau tidak (Mat 3:1-2; 4:17; Mr 1:14-15). Syarat yang mendasar dan penting untuk memasuki Kerajaan Allah ialah, "Bertobatlah dan percayalah kepada Injil" (Mr 1:15).
3.    Memasuki dunia dengan kuasa ilahi meliputi:
a)    kuasa rohani atas pemerintahan dan kerajaan Iblis (Mat 12:28; Yoh 18:36) -- kedatangan Kerajaan Allah merupakan awal kehancuran pemerintahan Iblis (Yoh 12:31; 16:11) dan pembebasan umat manusia dari kuasa setan (Mr 1:34,39; 3:14-15; Kis 26:18) dan dari dosa (Rom 6:1-23);
b)    kuasa untuk mengadakan mukjizat dan menyembuhkan orang sakit (Mat 4:23; 9:35; Kis 4:30; 8:7; lih. art. PENYEMBUHAN ILAHI),
c)    pemberitaan Injil, yang menginsafkan orang akan dosa, kebenaran, dan penghakiman (Mat 11:5; Yoh 16:8-11; Kis 4:33);
d)    penyelamatan dan pengudusan bagi orang yang bertobat dan percaya kepada Injil (Yoh 3:3; 17:17; Kis 2:38-40; 2Kor 6:14-18; lih. art. PEMISAHAN ROHANI ORANG PERCAYA); dan
e)    baptisan dalam Roh Kudus agar menerima kuasa untuk bersaksi bagi Kristus
        (lihat cat. --> Kis 1:8 dan  lihat cat. --> Kis 2:4).  [atau --> Kis 1:8; 2:4]
4.    Bukti yang perlu bahwa seseorang sedang mengalami Kerajaan Allah ialah kehidupan yang penuh dengan "kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus" (Rom 14:17).
5.    Kerajaan Allah ini mempunyai aspek yang berhubungan dengan masa kini dan masa yang akan datang. Kerajaan itu merupakan suatu kenyataan yang sekarang di dalam dunia ini (Mr 1:15; Luk 18:16-17; Kol 1:13; Ibr 12:28), namun pemerintahan dan kuasa Allah belum benar-benar diwujudkan. Pekerjaan dan pengaruh Iblis serta orang fasik akan terus berlangsung hingga akhir zaman (1Tim 4:1; 2Tim 3:1-5; Wahy 19:19-20:10). Penyataan yang akan datang dari kemuliaan, kuasa, dan Kerajaan Allah akan terjadi ketika Yesus kembali untuk menghakimi dunia (Mat 24:30; Luk 21:27; Wahy 19:11-20; 20:1-6). Penggenapan Kerajaan Allah pada akhirnya akan datang ketika Kristus menang secara mutlak atas semua kejahatan dan perlawanan serta menyerahkan Kerajaan itu kepada Allah Bapa (1Kor 15:24-28; Wahy 20:7-21:8;
    lihat Mr 1:15
mengenai berbagai penyataan Kerajaan Allah dalam sejarah penebusan).
PERANAN ORANG PERCAYA DALAM KERAJAAN ITU.
PB memberikan banyak keterangan tentang peranan orang percaya dalam Kerajaan Allah.
      I.        Orang percaya bertanggung jawab untuk senantiasa mencari Kerajaan Allah dalam segala manifestasinya; mereka hendaknya lapar dan dahaga akan kehadiran dan kuasa Allah, baik dalam kehidupan mereka sendiri maupun di kalangan persekutuan Kristen
    Mat 5:10
    Mat 6:33).
    Mat 5:10; 6:33]
    II.        Dalam Mat 11:12 Yesus memberikan keterangan tambahan mengenai sifat umum Kerajaan Allah. Di situ Yesus menyatakan bahwa Kerajaan Sorga hanya dapat direbut oleh orang yang kuat, yang sungguh-sungguh mau melepaskan diri dari perbuatan dosa umat manusia untuk berbalik kepada Kristus, Firman-Nya dan jalan- Nya yang benar. Meskipun pengorbanan yang diminta itu besar, orang seperti itu dengan giat mencari Kerajaan itu dalam segenap kuasa-Nya. Dengan kata lain, mengalami Kerajaan Sorga dengan semua berkatnya menuntut usaha yang sungguh- sungguh dan pengerahan tenaga yang terus-menerus -- perjuangan iman yang disertai kehendak yang kuat untuk melawan Iblis, dosa, dan sering kali masyarakat yang sudah rusak.
   III.        Kerajaan Allah bukan bagi mereka yang jarang berdoa atau yang berkompromi dengan dunia, mengabaikan Firman Allah, dan hampir tidak mempunyai kelaparan rohani. Kerajaan itu adalah bagi pria yang seperti Yusuf (Kej 39:9), Natan (2Sam 12:7), Elia (1Raj 18:21), Daniel dan tiga orang temannya (Dan 1:8; 3:16-18), Mordekhai (Est 3:4-5), Petrus dan Yohanes (Kis 4:19-20), Stefanus (Kis 6:8; 7:51) dan Paulus (Fili 3:13-14). Kerajaan itu bagi wanita seperti Debora (Hak 4:9), Rut (Rut 1:16-18), Ester (Est 4:16), Maria (Luk 1:26-35), Hana (Luk 2:36-38), dan Lidia (Kis 16:14-15,40).


BAB III
PENUTUP
Kerajaan Allah bukanlah menunjukkan pada suatu tempat atau berwujud fisik melainkan Kerajaan Allah bersifat rohani (spiritual). Kedatangan Kerajaan Allah yang telah dinubuatkan sejak PL, telah digenapi dengan kedatangan Kristus. Kerajaan tersebut telah hadir pada masa sekarang dan umat percaya akan melihat penggenapan kesempurnaannya pada masa yang akan datang.
Konsep Kerajaan Allah bukanlah suatu konsep yang menyangkut teori Baja. Ia sungguh-sungguh hadir di tengah-tengah umat manusia, dan memberikan makna baru bagi setiap aspek kehidupan umat percaya.Lima aspek yang diungkapkan dalam tulisan ini (keselamatan, hidup yang berkemenangan, doa, etika dan Gereja), hanyalah mewakili aspek yang luas dari jangkauan Kerajaan Allah. Dan kelima aspek tersebut, kita dapat melihat bahwa konsep Kerajaan Allah ternyata memberikan suatu wawasan Kristen yang baru dan luas, serta kekuatan dan sukacita yang sejati dalam kehidupan orang percaya. Biarlah hidup setiap umat percaya penuh dengan pujian bagi Sang Raja!

DAFTAR PUSTAKA
 Dom Bernard Orchard, A Catholic Commentary on Holy Scripture, (Thomas Nelson and Sons, NY, 1953) p. 852-853, Injil Matius menyebutkan tentang “Kerajaan” ini sebanyak 51 kali, sedangkan Markus 14 kali, dan Lukas 39 kali.
 Ibid., p. 853
 Ibid., p. 869
Lihat Katekismus Gereja Katolik, 1402, 1419
Joseph Ratzinger, Pope Benedict XVI, Jesus of Nazareth, (Double Day, New York, USA, 2007), p.49-50
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pendidikan agama kristen

sifat tokoh alkitab

Berikut 12 tokoh Alkitab yang hidup penuh sabar, dan patut untuk kita teladani 1. Ayub Ayub, salah satu tokoh yang di kenal sabar dalam Kita...